Pertama Kali – Serang ke Cirebon

Semoga dimanapun kalian berada, selalu dalam lindungan Yang Maha Esa. Aamiin.
Pekan lalu, aku mengunjungi bahkan menginap di Serang. Sebenarnya keperluan aku itu bukan di Serang nya. Tapi di Jakarta. Karena kegiatan di Jakarta selesai agak sore, dan gak mungkin balik ke Cirebon dengan menggunakan kereta, jadi aku memutuskan untuk pergi ke Serang bersama temanku. Aku menginap selama 3 hari di sana. Liburan, yeay. Oke kegiatan aku di Serang rupanya tidak penting untuk dibahas.
Waktu itu aku baru pertama kali berada di Serang. Dan yang bikin deg deg an adalah arah jalan pulang. Ya, pada saat itu aku bingung bagaimana cara pulang ke rumah di Cirebon. Ada kekhawatiran tersendiri sih. Pertama kali, cewek, sendiri, dari Serang ke Cirebon. Kadang diri aku terlalu berlebihan dalam berpikir yang tidak-tidak dan terus cari-cari alasan yang sebenarnya gak penting.
Ada dua cara sih biar aku bisa sampai ke Cirebon, naik bus atau naik kereta api. Awalnya aku mutusin buat naik bus karena dipikir gampang kan, tinggal dari rumah naik ojek online nyampe terminal naik bus dan beres nyampe Cirebon. Nah masalahnya pikiran aku kadang dibikin ribet kalau semisal naik bus. Banyak hal pokonya. Ini lah itulah. Karena sudah tidak biasa lagi naik bus sendirian. Kalau sama temen masih ayok lah.
Akhirnya aku putuskan naik kereta, meskipun agak ribet sedikit di perjalanan. Perkiraan aku ada kereta dari Serang langsung ke Cirebon, ternyata tidak ada. Setelah aku search mbah google, pahami satu per satu informasi akhirnya aku dapat rute perjalanan yang aku maksud. Memang google terbaeks.
Aku balik ke Cirebon hari Minggu pagi. Sebelum itu, pas malam Minggu aku pesan tiket kereta api melalui aplikasi KAI Access. Aku pesan tiket kereta dari Stasiun Gambir ke Stasiun Cirebon Kejaksan harganya Rp. 100.000. Kereta dari Gambir ke Cirebon itu berangkat pukul 12.10 WIB, artinya aku harus sampai ke Gambir sebelum waktu tersebut.
Paginya, hari Minggu, sekitar pukul 06.45 aku berangkat dari rumah ke Stasiun Serang menggunakan ojek online. Sekitar 15 menit aku sampai di stasiun Serang. Wah, di stasiun sudah antrian panjang sekali. Untungnya aku mempersiapkan dengan sangat luar biasa. Tiba giliranku beli tiket. Aku beli tiket kereta dari Stasiun Serang menuju Stasiun Rangkasbitung. Harga tiketnya Rp. 3000. Murah kan?
Nah, kenapa stasiun Rangkasbitung? Karena tidak ada kereta yang langsung ke Jakarta. Hanya mentok ke Rangkas.
Ternyata gini. Jadi kereta yang aku naiki dari Stasiun Serang ini adalah kereta dari Stasiun Merak, nah pemberhentian terakhir itu di Stasiun Rangkasbitung ini. Banyak sih jadwalnya, bisa liat di internet dengan masukkan keyword ‘jadwal kereta Serang Rangkasbitung’. Maaf kalau jawabannya agak kurang dimengerti.
Berangkat dari Stasiun Serang itu pukul 07.30 WIB. Keretanya ini kereta ekonomi biasa guy. Kayak kereta pas aku naikin dari Purwakarta Bandung. Persis. Tempat duduknya berhadapan dua kursi, satu kursi muat ada yang 3 orang ada juga yang 2 orang. Yah, sesuai budget lah ya. ini namanya kereta lokal.
Kurang lebih perjalanan 1 jam. Sampe di Rangkasbitung aku terkejut dengan buanyak orang dan speaker petugas kereta, menghimbau bahwa yang akan menuju Stasiun Tanahabang harus segera membeli tiket KRL. Sebelumnya aku udah googling soal ini. Sampe-sampe aku juga nonton youtube cara beli tiket KRL. Aku pantengin sampe hapal dan apa nama tiket yang harus aku beli. Sebelumnya aku juga pernah pake krl pas jaman kuliah bareng temenku. Tapi aku gak peduli soal beli-beli tiket, karena ada temenku yang lebih tahu, jadi aku ngikut aja. Nah sekarang kerasa betapa pentingnya aku harus kepo masalah begini. Ya, gapapa. Setidaknya aku pernah mengalaminya, dulu.
Kalau pas nonton di Youtube, beli tiketnya itu mandiri di ‘Vending Machine’. Ternyata di Stasiun Rangkasbitung ini engga ada. Jadi harus antri dan beli manual sama mas-masnya. Okelah, dengan antrian yang super panjang, aku pun turun memeriahkan.
Aku beli tiket yang THB (Tiket Harian Berjamin) karena emang mau dipakai sekali itu doang. Harganya itu Rp. 18.000. tapi nanti pas di Stasiun Tanahabang, tiket THB ini harus aku tukarkan lagi dalam bentuk uang Rp. 10.000. Ibaratnya nih, tarif tiket dari Stasiun Rangkasbitung ke Stasiun Tanahabang itu Cuma Rp. 8.000, yang Rp. 10.000 nya itu hanya jaminan, untuk tiket elektronik tersebut. so bisa dikembalikan lagi deh uangnya.
Ada pengalaman tersendiri pas naik krl ini. Untungnya aku gercep untuk mendapatkan tempat duduk. Di krl ini penuuuuuuuuuuuh sekali. Alhamdulillah aku dapat tempat duduk. Aku liat depan, kanan dan kiri aku penuh dengan orang-orang berdesakan, dan mereka berdiri. Kasian juga sih. Perjalanan sampe di Stasiun Tanahabang itu, 2 jam. Dan mereka yang tidak kebagian tempat duduk harus berdiri selama itu. aku bangga naik krl ini, karena mengutamakan wanita hamil, lansia, wanita membawa anak kecil. Ketika ada pemuda duduk, terus petugas kereta menghampiri dan meminta pemuda itu untuk berdiri menggantikan seorang ibu-ibu yang membawa bayi.
Selama perjalana itu, rasanya ingin sekali makan roti yang sudah aku bekali. Tapi aku mengurungkan niat (males buka masker). Setelah dua jam berlalu, alhamdulillah tiba di Stasiun Tanahabang. Tidak lupa aku menukarkan tiket THB menjadi duit sepuluh ribu. Keluar stasiun Tanahabang, aku merasa sangat kebingungan. Banyak pedagang, banyak orang berseliweran dan tidak tahu harus ambil jalan kanan atau kiri. Dengan melihat petunjuk arah yang terpampang jelas aku pilih jalan kiri (arah jembatan layang). Oh iya, tadi pas masih di dalam aku sudah pesan ojek online, melanjutkan perjalanan ke stasiun Gambir.
Parah sih, sambil jalan aku chat pak ojeknya. Lumayan jauh posisi pak ojek dari stasiun. Karena aku orangnya engga enakan, malah aku minta maaf ke pak ojek karena lama. Setelah itu, dalam hati bilang ‘harusnya gak usah minta maaf’. Reflek saja. Akhirnya ketemu bapak ojeknya. Langsung cus ke Stasiun Gambir. Deket. Cuma Rp. 7.000 naik ojek online. Sekitar pukul 11.30 WIB aku sampai di Stasiun Gambir. Langsung Boarding. Abis itu masih ada waktu sekitar 30 menit, aku habiskan buat duduk di ruang tunggu dan makan sebungkus kue.
Tak lama kemudian, ada yang announce kereta Gambir ke Cirebon sudah siap. Oke lanjut check dan masuk. Alhamdulillah, bisa lega kalau sudah Gambir, tinggal menyelesaikan sisanya. Kereta berangkat tepat waktu. Di tengah perjalanan, perutku sudah tidak bisa dikompromi. Aku pun membeli nasi ayam geprek dan sebotol air mineral di dalam kereta, seharga Rp. 41.000. Alhamdulillah perut bisa terisi nasi.
Tiba di Cirebon, sekitar pukul 15.00 WIB dan disambut hujan deras. Dari Stasiun Cirebon Kejaksan aku naik angkot dilanjut elp dan my home. Alhamdulillah. Ya begitulah cerita perjalanan aku dari Serang ke Cirebon. Hanya sedikit berbagi. Semoga bermanfaat.
See you next my stories.

