Compare, Stop!
Terkadang seseorang lebih sibuk membandingkan kehidupan dirinya dengan orang lain. Keadaan seperti ini yang terus menerus bisa mengakibatkan seseorang lupa dengan apa yang dimilikinya. Terlalu fokus membandingkan kehidupan kita dengan orang lain membuat kita jauh dari rasa syukur atas yang kehidupan kita.
Menjadi orang yang pandai bersyukur tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya godaan-godaan itu akan selalu kita temukan. Misalnya keinginan yang begitu besar untuk memiliki sesuatu yang bukan kebutuhan.
Hidup di zaman serba canggih ini, lebih mudah membuat seseorang untuk membandingkan hidupnya dengan orang lain. Meski masih banyak juga di luar sana seseorang yang sudah merasa cukup dengan apa yang ia miliki.
Contohnya aktivitas di media sosial, tidak sedikit para penggunanya mengekspos kehidupan yang bahagia. Jalan-jalan, mampir dari satu tempat ke tempat lain ataupun mempunyai barang-barang yang sedang booming yang bisa kita lihat dengan mudah.
Dibingkai dengan kamera yang super bagus lalu diposting di media sosial. Lalu, kita bandingkan dengan kehidupan kita yang hanya berdiam diri sambil melihat postingan-postingan super bagus di media sosial.
โWah, enak ya jadi si dia, jalan-jalan terus.โ โWow, si dia hidupnya banyak duit ya, bisa beli ini itu. Apalah gue ini.โ Stop, jangan biarkan kalimat komentar seperti ini muncul dalam pikiran kita.
Jangan sampai kita merasa bahwa hidup kita tidak ada apa-apanya dengan kehidupan orang lain yang dilihat serba enak. Terlihat bahagia di media sosial. Semua orang memiliki perjuangan masing-masing. Ingat, setiap orang mempunyai situasi yang berbeda.
Mungkin mereka yang terlihat hidup enak sesuai dengan apa yang sudah mereka perjuangkan. Yang belum tentu semua orang bisa bertahan dengan perjuangan orang tersebut. Kita tidak tahu bagaimana perjuangan seseorang sampai bisa pada titik kesuksesannya. Pasti tidak mudah.
Daripada sibuk membandingkan, mending mulai dengan bersyukur. Apapun keadaan kita. Apapun yang kita miliki. Apapun yang kita dapatkan. Memulai perjuangan dan pengorbanan lebih berarti ketimbang membandingkan kehidupan. Mengawali semangat lebih baik daripada sibuk melihat kehidupan orang lain. Bukankah dengan bersyukur kita akan merasa bahagia?
Foto: Pexels

